Ini pengalaman Tommy yang tak terlupakan. Sungguh peri dan menyakitkan... Malam minggu ke tiga bulan Oktober kemarin, Tommy ternyata simpan hati ke Ria teman kerjanya, di perusahaan jual beli 'hape'. Pada saat yang tepat, Tommy pun bertandang (pedekate) ke rumah Ria. (Lumayanlah tuh cewek berdarah Manado. Kayanya ada darah portugis mengalir di bibirnya: Tebel-tebel asik kayak bibir Sophia Latjuba).
Singkat cerita, Tommy pun mengetuk pintu rumah Ria. Dia disambut Mama Ria dengan ramah, "Silakan duduk dulu di teras ya. Nanti ibu panggil si Ria."
"Terima kasih Bu. Maaf saya mengganggu," kata Tommy dengan badan setengah membungkuk.
"Ah ga' apa-apa dek," kata Mama Ria sambil melangkah ke dapur, lanjutin bikin kue onde-onde.
(Sekedar tahu, kue onde-onde khas Manado, bentuknya bulat putih yang ditaburi parutan kelapa. Isinya gula aren. Makan kue ini mesti hati-hati. Mengapa begitu? Kue ini begitu mateng dikukus, kelihatannya sih bisa langsung dimakan sambil ditiup-tiup. Bagian luarnya memang cepat dingin, tapi awas isinya gula aren panas. Jadi coba anda bayangkan bila kue itu "meledak" dalam mulut. Yakinlah lidah seperti dibakar. He...he...)
Kembali ke suasana rumah Ria... "Ria, tuh ada temanmu nunggu di teras. Oh ya, nih bawain onde-onde yang baru mateng, buat tamunya," kata Mama Ria sambil mengedipkan mata.
"Iiiiih..! Mama nggak banget deh. Apaan pake acara kedipin mata segala," sela Ria dengan mimik setengah mateng.
Dengan muka mesem-mesem, Ria pun ke teras sambil membawa sepiring kecil onde-onde baru mateng.
"Hai Tom apa kabar?" sapa Ria. "Baik-baik aja Ri. Kamu cantik deh malam ini," rayu Tommy.
"Uhh, dasar gombreng. Jelas-jelas aku belum mandi. Masih bau onde-onde, dibilang cantik pula. Udah jangan obral rayuan deh. Nih Tom! Cobain onde-onde buatan mama aku. Oke ya, aku tinggal bentar. Aku mandi dulu ya Tom." Kata Ria sambil buru-buru ke belakang.
Begitu Ria ke dapur, hmm! Tommy pun menyabet satu onde-onde di atas meja. Dan bluppp...! Onde-onde baru mateng itu pun, langsung masuk rongga mulut. Dan "nyrotttt!", kue berisi gula merah panas itu pun meledak... (coba Anda bayangkan, gula panas itu meneyelimuti lidah, rongga mulut dan kerongkongan. Panas...panas...Uhhh panassss).
Rupanya Mama Ria dengar, erangan tertahan di teras. Dia pun ke teras dan sambil menahan tawa, melihat Tommy 'menangis'.
"Dek, kok nangis sih. Ada apa? Ada berita duka?" Tanya ibu Ria berpura-pura bego.
"Uhh, ndak apa-apa Bu. Saya sariawan Bu. Jadi telan apa aja, rasanya nggak enak dimulut. Mungkin kelapa di kue onde-onde, yang bikin perih ya bu," jelas Tommy dengan muka aneh, seperti habis nangis (muka memerah dan meringis).
Mama Ria pun buru-buru ke belakang seperti kuatir, dan menemui Ria. "Kasian si Tommy... Onde-ondenya meledak di mulut. Lidahnya perih kena gula panas. Dia seperti menangis. Sana urus dia!" Seru Mama Ria, sambil mengedipkan mata.
"Iiiiih mama jahat! Kalo nggak suka sama orang, jangan pake acara ngerjain dong," kata Ria kesel banget...
Singkat cerita, Tommy pun mengetuk pintu rumah Ria. Dia disambut Mama Ria dengan ramah, "Silakan duduk dulu di teras ya. Nanti ibu panggil si Ria."
"Terima kasih Bu. Maaf saya mengganggu," kata Tommy dengan badan setengah membungkuk.
"Ah ga' apa-apa dek," kata Mama Ria sambil melangkah ke dapur, lanjutin bikin kue onde-onde.
(Sekedar tahu, kue onde-onde khas Manado, bentuknya bulat putih yang ditaburi parutan kelapa. Isinya gula aren. Makan kue ini mesti hati-hati. Mengapa begitu? Kue ini begitu mateng dikukus, kelihatannya sih bisa langsung dimakan sambil ditiup-tiup. Bagian luarnya memang cepat dingin, tapi awas isinya gula aren panas. Jadi coba anda bayangkan bila kue itu "meledak" dalam mulut. Yakinlah lidah seperti dibakar. He...he...)
Kembali ke suasana rumah Ria... "Ria, tuh ada temanmu nunggu di teras. Oh ya, nih bawain onde-onde yang baru mateng, buat tamunya," kata Mama Ria sambil mengedipkan mata.
"Iiiiih..! Mama nggak banget deh. Apaan pake acara kedipin mata segala," sela Ria dengan mimik setengah mateng.
Dengan muka mesem-mesem, Ria pun ke teras sambil membawa sepiring kecil onde-onde baru mateng.
"Hai Tom apa kabar?" sapa Ria. "Baik-baik aja Ri. Kamu cantik deh malam ini," rayu Tommy.
"Uhh, dasar gombreng. Jelas-jelas aku belum mandi. Masih bau onde-onde, dibilang cantik pula. Udah jangan obral rayuan deh. Nih Tom! Cobain onde-onde buatan mama aku. Oke ya, aku tinggal bentar. Aku mandi dulu ya Tom." Kata Ria sambil buru-buru ke belakang.
Begitu Ria ke dapur, hmm! Tommy pun menyabet satu onde-onde di atas meja. Dan bluppp...! Onde-onde baru mateng itu pun, langsung masuk rongga mulut. Dan "nyrotttt!", kue berisi gula merah panas itu pun meledak... (coba Anda bayangkan, gula panas itu meneyelimuti lidah, rongga mulut dan kerongkongan. Panas...panas...Uhhh panassss).
Rupanya Mama Ria dengar, erangan tertahan di teras. Dia pun ke teras dan sambil menahan tawa, melihat Tommy 'menangis'.
"Dek, kok nangis sih. Ada apa? Ada berita duka?" Tanya ibu Ria berpura-pura bego.
"Uhh, ndak apa-apa Bu. Saya sariawan Bu. Jadi telan apa aja, rasanya nggak enak dimulut. Mungkin kelapa di kue onde-onde, yang bikin perih ya bu," jelas Tommy dengan muka aneh, seperti habis nangis (muka memerah dan meringis).
Mama Ria pun buru-buru ke belakang seperti kuatir, dan menemui Ria. "Kasian si Tommy... Onde-ondenya meledak di mulut. Lidahnya perih kena gula panas. Dia seperti menangis. Sana urus dia!" Seru Mama Ria, sambil mengedipkan mata.
"Iiiiih mama jahat! Kalo nggak suka sama orang, jangan pake acara ngerjain dong," kata Ria kesel banget...
0 komentar:
Posting Komentar